TRENGGALEK – Salah satu tolok ukur profesionalisme aparat kepolisian adalah kompetensi.
Bukan hanya pengetahuan, melainkan juga keterampilan yang relevan dengan bidang tugas, termasuk kemampuan pengendalian massa (dalmas).
Karena itu, polisi harus rutin menggelar pelatihan dalmas dengan melibatkan banyak personel, baik dari jajaran polres maupun polsek.
Pelatihan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari keterampilan individu, kelompok setingkat peleton, hingga formasi kompi.
Pada dasarnya, seluruh anggota sudah dibekali pengetahuan dalmas sejak masa pendidikan, tetapi keahlian harus terus diasah agar bisa langsung siap jika diperlukan.
“Jadi, pelatihan ini lebih ke arah refresh sekaligus memberikan teknik baru yang relevan dengan perkembangan dan dinamika saat ini,” ujar Kasatsamapta Polres Trenggalek, Iptu Siswanto.
Dengan begitu, sejumlah perwira berpengalaman ditunjuk sebagai instruktur untuk memastikan materi yang diberikan tepat sasaran.
Pada tahap awal, pelatihan berfokus pada dalmas dasar saat kondisi damai.
Yakni tanpa menggunakan alat dan mengedepankan pendekatan preventif humanis.
“Dalam pelatihan ini, kami juga libatkan tim negosiator. Pelatihan berikutnya akan masuk ke materi dalmas lanjutan dan lintas ganti,” imbuh Siswanto.
Selain keterampilan psikomotorik, peserta juga dibekali dengan pemahaman regulasi, SOP, dan standar kerja dalam pengendalian massa.
Hal ini dinilai penting agar tindakan di lapangan tetap profesional dan sesuai aturan hukum. Sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat yang berbuntut panjang.
Siswanto berharap, dengan pelatihan yang digelar secara rutin, kemampuan personel dalam mengendalikan massa semakin terasah.
“Tujuan akhirnya adalah agar setiap anggota bisa menjalankan tugas dengan profesional, terukur, dan tetap mengedepankan sisi humanis,” pungkasnya.(jaz/c1)