TRENGGALEK – Sejumlah titik di Jalur Lintas Selatan (JLS) Lot 6 yang menghubungkan Tulungagung–Trenggalek mengalami kerusakan cukup serius.
Tak terkecuali yang terlihat di wilayah Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek.
Khususnya di tikungan besar yang mengarah ke Kecamatan Besuki, Tulungagung.
Pantauan di lapangan menunjukkan lapisan aspal di beberapa titik tampak terkelupas sehingga badan jalan menjadi bergelombang.
Akibatnya, pengendara kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati saat melintas dan terpaksa mengurangi kecepatan.
Kerusakan tersebut dipicu hujan deras yang terjadi beberapa waktu lalu dan diperparah oleh bencana alam di sekitar kawasan JLS.
Dampaknya, kondisi geomorfologi tanah di bawah jalan berubah menjadi gembur. Bahkan, di sejumlah titik terlihat air tanah memancar keluar melalui retakan jalan.
Hal ini pun berimbas langsung nasib jalan nasional yang menjadi tidak stabil menahan beban kendaraan.
Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Timur, Andhika Tommy Ardiansyah saat dikonfirmasi membenarkan adanya kerusakan di beberapa titik JLS, khususnya di wilayah Trenggalek.
Menurut dia, hal tersebut dipicu perubahan geomorfologi akibat hujan deras dan bencana alam yang sering terjadi beberapa waktu lalu.
“Penelitian dari ITS dan BPKP menunjukkan bahwa kerusakan ini bukan sekadar masalah permukaan jalan. Tanah di bawah konstruksi jalan mengalami perubahan signifikan akibat tekanan air,” ujar Senin (6/10).
Saat ini, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali telah mengajukan usulan perbaikan ke pemerintah pusat.
Fokus perbaikan akan dilakukan pada penataan lahan di bawah jalan yang kondisinya sudah gembur.
Baru setelah itu akan diperbaiki dengan grade A agar kondisi jalan kembali mulus seperti sedia kala.
“Nantinya akan ditata ulang dengan lapisan sirtu. Kalau hanya diaspal ulang, itu akan percuma karena kerusakan akan kembali terjadi,” tambah Andhika.
Sementara itu, Dian, salah satu warga Kecamatan Watulimo berharap kerusakan yang terjadi di JLS bisa segera tertangani.
Mengingat keberadaan jalur yang berada di tepi Samudra Hindia ini cukup vital untuk menggerakkan segala aspek kehidupan masyarakat di pesisir selatan Trenggalek.
Jika dibiarkan tanpa perbaikan, bisa mengancam keselamatan pengguna jalan.
“Ya semoga bisa segera diperbaiki,” ujarnya. (*/rka)